Galau Night From Senayan

     Rakyat Indonesia saat ini mungkin bertanya-tanya, lakon atau peran apa yang sedang dimainkan oleh beberapa Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di negeri ini pada saat sidang  paripurna yang berlangsung pada Jum'at, 30 Maret 2011.  Terdapat sekelompok orang yang pro dan beberapa kelompok lain kontra dalam sidang tersebut.







      Dalam sidang yang mengagendakan beberapa persoalan, diantaranya ialah pengambilan keputusan mengenai beberapa opsi terhadap masalah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), opsi tersebut antara lain adalah : opsi pertama yaitu tidak ada perubahan apa pun dalam pasal 7 ayat 6 Undang-Undang APBN 2012 yang berisi "pemerintah tidak boleh  menaikkan harga BBM subsidi" dan opsi kedua yaitu adanya penambahan ayat pada pasal 7 ayat 6 + 6a yang memperbolehkan pemerintah mengubah atau menaikkan harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude Price) mengalami kenaikan atau penurunan (fluktuasi) rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan. Dengan adanya penambahan ayat pada pasal tersebut sontak menyulut berbagai pertanyaan terutama, mengenai keabsahan konstitusi yang seharusnya tetap dijaga dan dijunjung tinggi oleh DPR dan  Mahkamah Konstitusi (MK) sebelumnya pun pernah menolak keputusan yang hampir serupa mengenai pasal yang berkaitan dengan kenaikan BBM.

Sidang Paripurna
  
       Sidang yang berlangsung semalam tak ubahnya seperti sebuah sandiwara (dagelan) yang dimainkan oleh para pemain yang ahli dalam berkata-kata, memanipulasi fakta dan rekayasa dalam membuat asumsi ataupun pernyataan yang mengatasnamakan membela rakyat atau kaum yang lemah. Seluruh anggota yang terdiri dari beberapa fraksi partai tak ubahnya seperti "Penjilat" (baca: munafik) yang rela melakukan apapun demi kepentingan dirinya dan partainya. Mengapa seperti penjilat ? terdapat beberapa kelompok partai yang tergolong seperti itu,  diantaranya terdapat kelompok tersebut yang dengan keras dan tegas menolak, dan berada pada pihak yang kontra terhadap persoalan dan ketika sidang berlanjut pada pengambilan keputusan (yang sebenarnya keputusan abal-abal) sekelompok tersebut melakukan aksi walk out (keluar dari sidang) lalu seraya sambil berkata ".......minta maaf kepada rakyat Indonesia, karena kami tak mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat...". Aksi ini tidak hanya dilakukan oleh fraksi partai  "penjilat" tapi juga di ikuti oleh fraksi partai "GALAU". Kenapa galau ? kelompok fraksi ini pada awalnya  berada pada sisi pemerintah, dan memiliki opsi tersendiri dalam memandang kenaikan BBM, namun karena kurangnya dukungan opsinya pun gugur, tapi tetap berada pada sisi pemerintah. Namun, di sela-sela sidang anggota dari fraksi ini  mencabut dukungan dan bersifat tidak memihak pada siapapun, lalu di sela-sela saat akhir sidang dan memasuki voting, fraksi ini berubah pikiran untuk berada pada pihak menolak dan tetap kalimat ini muncul kembali  : ".......minta maaf kepada rakyat Indonesia, karena kami tak mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat...". Begitu lah salah satu tingkah laku yang dapat dikatakan penjilat,  dan parat yangpenuh keGalauan demi mencari simpati dan populeritas, saat pertama sekelompok tersebut penuh semangat, dengan suara lantang, setiap asumsi atau wacana yang muncul ia tetap pada pendirian, lalu kenapa melempem pada akhir dan melakukan aksi walk out lalu membuat wacana atau meminta maaf, apa anda berharap rakyat simpati terhadap perjuangan partai Anda ? TIDAK. Masyarakat tentu tak akan percaya sepenuhya, karena masyarakat saat ini jauh lebih pintar dan sedikit berhati-hati dalam membuat pilihan dan tak akan mudah percaya terhadap kata-kata atau kalimat manis yang sebenarnya telah "BASI".

       Tingkah partai oposisi tersebut sepertinya berbanding terbalik dengan partai penguasa. Anggota partai penguasa yang biasanya hampir setiap sidang paripurna selalu lantang, malam itu tak terdengar begitu vokal. Mungkin mereka tak berani untuk bersuara lantang, karena takut akan ancaman jika memihak kepada sisi lain. Atau mereka memang tak berani untuk bersuara karena menganggap tak ada gunanya berjuang, berteriak untuk membela kaum lemah.




      Selain itu, sidang tersebut juga penuh dengan tingkah polah yang tak pantas dan tak wajar untuk dilakukan oleh seorang pemimpin atau wakil rakyat, yang seharusnya menjadi penyampai amanah dan panutan bagi rakyatnya. Hal itu antara lain, tindakan mengumpat atau berkata-kata sesuatu yang tidak baik terhadap orang lain, memotong perkataan orang lain dengan cara yang tidak benar dan berteriak-teriak tak jelas seraya berkata-kata yang tak pantas. Inikah anggota dewan yang terhormat, yang menjunjung tinggi etika dan moral serta yang mematuhi konstitusi dan undang-undang. Sebenarnya tindakan-tindakan buruk itu tak perlu terjadi jika seluruh anggota memiliki kesadaran dan niat yang benar-benar baik dan tidak mengutamakan kepentingan kelompok. Seperti yang kita ketahui, sidang yang berlangsung cukup alot tersebut akhirnya mendapatkan hasil melalui voting menyetujui opsi kedua, yaitu : adanya penambahan ayat pada pasal 7 ayat 6 (6+a) yang memperbolehkan pemerintah mengubah harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude Price) mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan.

        Anggota dewan itu memang kritis, sekumpulan orang-orang yang jeli terhadap kesalahan orang lain, salah berkata sedikit fatal akibatnya. Tak peduli siapa itu ketua atau pimpinan tak peduli siapa itu atasan dan bawahan. Semua merasa hebat dan memiliki kuasa. Itulah adanya cerminan dari anggota dewan perwakilan rakyat di negeri ini, pintar dalam melakukan adegan demi adegan dalam skenario dan dilakukan dengan sangat baik. Memang di dunia ini tak ada yang sempurna dan tulus membela kaum marginal yang terpinggirkan. Entah siapa dan pihak mana yang benar, banyak yang telah menjadi korban di negeri ini demi sebuah pembelaan  menuntut kebijakan yang pada akhirnya memicu asumsi negatif dari berbagai kalangan, semua terkesan abu-abu seperti sandiwara besar panggung politik di negeri yang mengagungkan Demokrasi. Kita hanya  berharap, apapun keputusan yang telah dihasilkan itu merupakan hal yang terbaik untuk semua elemen masyarakat di negeri ini.





  30 Maret 2012
Muhammad Firmansyah
01-04-2012





Sumber: Okezone,Google,

Komentar

  1. Saya nonton tuh sob sidangnya ampe selesei, tapi pusing banyak lobi-lobi ga jelas :P

    BalasHapus
  2. sama bro..
    sy juga sampe habis,kadang aneh liat tingkah mereka bro.
    t
    yg penting kesimpulannya aja bro yg kita ambil, minyak ga' jadi naek.
    anak kost ga' jadi menderita, :D

    BalasHapus
  3. sidangnya nyampekk malemm tuu,,tapi keputusannya tetap bbm naik cuma diundur doank..payahh :(

    BalasHapus
  4. @Si Arif : Thanks bro udah berkunjung, ,
    Iya bro, sidangnya sampe dinihari, keputusannya labil. . Tapi, lumayanlah blum jadi naek kmarin, ga' menderita amat dibuatnya, ,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksistensi Budaya Lokal di Kalangan Remaja

Seminar .... oh Seminar......!!

Jambi, Negeri Kaya Sejuta Potensi