May. Kata Terakhir Di Akhir Mei

Sebelum gue curahkan isi perasaan gue yang banyak dan tak terhitung ini,  gue mau ngucapin :
Selamat Datang dan Selamat Membaca !! Buat para Pembaca yang ga' kepaksa ataupun yang terpaksa setelah gue kasih duit monopoli dan mau dengan tulus buat mampir dan ngebaca tulisan dari Buku Usang ini.

Awal Mei kebanyakan status yang terlintas di Facebook bertemakan kegalauan, kerisauan hati, dilema alias penuh dengan cerita cinta yang cukup menyedihkan. Entah apa yang ada di perasaan beberapa orang temen FB yang entah secara sengaja atau ga' sengaja menuangkan isi perasaannya lewat tulisan-tulisan status galaunya. Mungkin bagi mereka dengan demikian dapat mengurangi beban yang ada di perasaan mereka, sedikit berbagi atau curhat mengenai isi hatinya. Tapi,  CUKUP  yang lo lakuin itu salah coy, apa lo ga' malu dan menyadari tingkah yg lo lakuin secara ga' langsung merugikan lo sendiri. Menurut gue secara ga' langsung kalian sudah ngebuat diri kalian "jatuh", atau membuat suatu image yang agak kurang baik bagi pembaca atau teman-teman kalian yang membacanya. Ayo kawan, bangkit dan jangan bikin sampah di jejaring sosial yang notabene bisa bikin lo semakin jatuh, coba lah cari tempat curhatan yang agak lebih baik misalnya ke orang tua, teman terdekat atau pada tembok yang selalu siap nerima lo kapan aja.
(Sedikit uneg-uneg,



Atau lo bisa curhat ke hewan peliharaan kalo lo punya, seperti gambar di bawah ini :


Sumber gambar (KLIK)



Balik ke Topik Kawan :

Bulan Mei salah satu bulan transformasi gue, dimana dalam bulan ini terjadinya peralihan angka umur gue dari 20 ke 21. #Makin berkurang jatah hidup di dunia man. Dan di bulan ini pula banyak kejadian yang ngebuat gue makin sadar kalo kita hidup di dunia ini ga' bakal lama dan selalu enak, ibaratnya tu kita ini cuma anak kost yang punya kost an (pemilik hidup, Tuhan). Ada masa dimana lo jadi seorang yang di atas angin berkecukupan segalanya dan ada masa dimana lo benar-benar di bawah dan ngerasain gimana hidup itu cukup sulit dan memang butuh perjuangan buat ngejalaninnya.

Oke, sedikit kisah lainnya :  ulasan dalam warna-warni berkomunikasi.

Sebenarnya gue ga' terlalu niat buat nulis kisah yang satu ini ke dalam tulisan. Tapi setelah dipikir pikir, ga' ada salahnya kalo dibuat juga, mungkin bisa sebagai argumen/pendapat dari gue secara pribadi buat ngejawab beberapa opini dari temen-temen super gue  yang begini : " lo sekarang terlau formal man dan diplomatis terkadang gaya bahasanya......". Dan salah satu contohnya gue ambil dari beberapa bulan lalu di salah satu FB temen, dimana gue ngucapin selamat ulang tahun ke salah satu temen. Dan temen gue yang ultah ga' ngebales, tapi temen lain yang bales. Ucapan gue itu kurang lebih begini : "Selamat Ulang Tahun, semoga panjang umur dalam keadaan sehat !!!
nah gue dikasih komentar oleh salah satu temen gue begini :

X : " Macem kartu ucapan dari pejabat. Kaku ya. Haha."  #kurang lebih gitu ringkasnya.........

Dan berlanjut gini di akhirnya

X : "Ih kawan aku sikok ni asli lah diplomatis nian sih sekarang. Aq bohong kok tadi. Ini ucapan selamat ulang tahun yang paling bagus. Oke man".

#Sebenarnya pengen gue tampilin screenshootnya agar lebih jelas, tapi.....


-____-", ,
sante, gue udah biasa bahkan terlalu biasa gue terima kritikan. #walau rada nyesek>



Nah, tadi ada lagi niy salah satu dari temen kampus yang bilang gini ; ".......awak tu kato si P**** terlalu formal nian.."       #sorry, kalo kalian ada yang kurang ngeh dengan bahasa ini, ini salah satu bahasa daerah, yang kurang lebih kalo di alih bahasakan jadi bahasa indonesia atau bahasa yang mungkin bisa kalian mengerti kira-kira gini : ".....Kamu itu kata si P**** terlalu formal banget kadang-kadang........." (#untuk inisial sengaja disamarkan, bukan sebenarnya)

Oke, gue coba jawab satu per satu, walau tadi udah langsung gue jawab yang di kampus walau bukan dengan orangnya langsung.

Sebelumnya gue terima penilaian atau argumen dari kalian dengan sangat senang hati. Masalah terlalu formal atau diplomatis sih memang kembali ke diri kita masing dan orang-orang yang ngebacanya, atau lawan bicara dan kepada siap pesan/maksud itu disampaikan. Secara pribadi semua tergantung situasi dimana kalian, dan dengan siapa lawan bicara. Nah, kalo di Facebook menurut gue agak lebih baik kalo gunain bahasa yang umum atau bahasa Indonesia yang secara semua orang bisa ngerti dan tahu apa maksud dari perkataan kita. Dan gue cuma ga' mau ikut ke dalam kata-kata absurb atau misalnya gue  terkadang risih dan miris liat dan ngebaca tulisan : 4l4Y dari beberapa temen yang ada di facebook, dan jejaring sosial lainnya. Singkatnya sih, gue cuma ingin maksud gue sampe , inilah gue, dan sedikit cara dari sisi lain gue. Dan gue dengan senang hati nerima kritik atau apapun dari kalian #apalagi kalo kalian kasih duit, berarti kalian respect. Dalam mengkritisi tentunya dengan cara yang baik pula dan argumen kalian akan gue tampung dengan baik.
Khusus untuk tulisan yang kali ini, gue emang sengaja buat dengan gaya tulisan begini, karena jujur masih dalam pencarian gaya tulisan yang baik dalam mengelola dan ngebuat blog yang baik. Maka dari itu, tulisan ini gue kasih label "CABAS" dan kalian bisa nemuin tulisan ini di link CABAS yang artinya : Catatan Coretan Bebas. Yang berisikan tulisan bebas dan hal menarik lainnya yang tentunya ga' bakal kalian temukan di toko bangunan terdekat.

Balik lagi ke kisah lain dari temen gue yang secara langsung berpendapat tentang ke formalan gue.

 Jawabannya : Sebenarnya gue ga' seformal atau diplomatis yang kalian lihat kawan,  dan bahasa dalam kehidupan lebih banyak campur-campur, mungkin karena akulturasi budaya yang ada di sekitar lingkungan yang cukup memegang peranan penting dalam tutur bahasa  gue sehari-hari. Memang di dunia kampus gue anggap dunia yang cukup formal dan gue gunain bahasa yang kalian anggap formal itu  lebih kepada suatu penghormatan terhadap Bahasa kebanggaan, Bahasa Nasional kita. Dan secara ga' langsung gue anggap juga sebagai sarana belajar berkomunikasi dengan baik, terutama kalo kita berhadapan atau berkomunikasi dengan Dosen atau orang yang kita hormati. Dan hal ini sangat perlu dilakukan agar kita ga' canggung dan semakin terbiasa menggunakan bahasa indonesia, coba kalian bayangkan kita yang orang daerah yang biasa gunain bahasa daerah dan di sekolahan atau kampus gunain bahasa itu juga berkomunikasi di kelas dan diskusi dengan dosen. Terkadang hal ini jadi kritikan karena ga' semua orang paham dan bisa menangkap bahasa daerah kita secara tepat. danjuga jika kita menggunakan bahasa Indonesia sering dianggap aneh dan sok (berdasarkan sedikit studi). Dan gue tetap bangga dengan akulturasi yang telah terjadi dan bangga dengan bahasa daerah. Ringkasnya menurut gue, beberapa kriteria alasan kenapa gue terkadang gunain bahasa yang menurut kalian formal itu, karena  :

- Menyesuaikan dengan lawan bicara, atau dengan siapa kita berkomunikasi. menyesuaikan dengan pesan
  atau maksud tujuan
- Menyesuaikan dengan tempat atau dimana berinteraksi, kalo di media sosial ya gue coba gunain bahasa yang baik yang bisa dimengerti, ngebuat gue dan orang-orang yang sedang berkomunikasi juga nyaman.
- Terbiasa dan mencoba belajar dan sedikit menjadi Kebiasaan. Jujur gue udah beberapa kali pernah ke   Medan  dan memiliki temen beberapa orang Batak gue ngerasa  beruntung, karena mereka memiliki tutur bahasa yang cukup baik. Dan hal ini turut serta mempengaruhi gue karena seringnya berinteraksi dan sekarang menjadi terbiasa dalam tutur bahasa agak sedikit mengarah ke sana dan mengerti gimana gaya bahasanya.
  #Gue angkat topi.
Kalian tau kenapa ?

Seorang guru Bahasa Indonesia pernah berkata begini : " Satu-satunya daerah yang memiliki bahasa atau gaya bahasa Indonesia  yang baik  cuma 1 di Indonesia, Kalian tahu dimana ? Sumatera Utara (Orang Batak kata sang Guru). Coba kalian bayangkan dan lihat.  Sontak aja semua orang satu kelas mengangguk dan tertawa.
Kata temen gue : KAMI ITU KALO BICARA TEGAS DAN JELAS !!! (Kalo ditulis tu kira" harus pake tanda seru gitu kalo kata si Boris sang Comic, hihihi)



Oke Kawan, Tulisan ini gue buat tanpa bermaksud apa-apa dan gue hanya coba buat ngejawab dan  sedikit mengulas dengan cara gue, intinya gue ga' seformal yang kalian anggap dan gue sama seperti kalian, cinta sama bahasa daerah dan bangga memiliki bahasa indonesia. Dan mencoba belajar dan terus belajar dalam kehidupan agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kalo ada kata-kata yang kurang berkenan gue mohon maaf dan mohon di maafkan kalo enggak gue bakal tidur karena udah waktunya tidur. Senang bisa mengenal orang-orang  seperti kalian dan bisa saling berbagi. Gue rasa baru bisa sampe disini dulu buat nulis, walau masih banyak kisah Mei yang ingin di tuangin disini Tapi apa daya, kalo di warnet ibaratnya gue dikejar billing yang terus bergerak. Tapi kali ini mata gue yang mulai ga' bisa di ajak kompak. Saran  kalian bisa  ditulis pada kotak komentar langsung dengan kata-kata yang baik tentunya dan jangan spam, atau bisa PM lewat Facebook.
Ini sedikit cerita dan warna-warni gue dalam berkomunikasi. Dan sekali lagi gue mengucapkan terima kasih atas masukan atau atau pendapat dari kalian dan mudah-mudahan semua yang baik bisa jadi bahan buat perubahan nantinya. Dan mungkin ini jadi post pertama dan terakhir di bulan Mei walau rada kurang masuk antara judul dengan isinya.

Apa kalian punya pendapat atau pengalaman yang sama ?



Muhammad Firmansyah
Mei 2012




Komentar

  1. facebookers memang kena virus alay di sabtu malam ._.

    BalasHapus
  2. alay ?? biasalah anak2 ...lg mencari jati diri:D
    lagian itulah cara mereka menunjukan kreativitas mereka:D

    BalasHapus
  3. masih melihat-lihat dan numpang mampir

    http://asrilwardhani.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksistensi Budaya Lokal di Kalangan Remaja

Seminar .... oh Seminar......!!

Jambi, Negeri Kaya Sejuta Potensi