Dilarang Sakit !!
Sakit, tak ada yang menginginkan ini. Tapi siapa yang bisa
menolak jika Tuhan sudah menakdirkan ini. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha menjaga kesehatan, dengan teratur berolahraga, mengkonsumsi vitamin
dan berpikiran positif. Ada sebuah istilah di negeri ini yang cukup menggelitik
saya ; “Orang Miskin Dilarang Sakit”. Sebuah kalimat yaang jika di artikan
sekilas memiliki arti Orang yang tidak
mampu tidak boleh sakit. Aneh bukan ?
Seperti prolog diatas, tak ada yang menginginkan sakit dan siapa yang bisa
menolak jika tuhan sudah berkehendak. Pada Kesempatan kali ini, melalui tulisan saya
akan berbagi sedikit tentang pengalaman saya, dan juga pengalaman dalam penggunaan
fasilitas kesehatan yang ada di negeri ini.
Kemarin saya
ada sedikit kendala dengan kesehatan dan memutuskan untuk
memeriksakan ke Puskesmas terdekat dengan menggunakan kartu BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan) sebuah asuransi kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah untuk info selengkapnya bisa di lihat di link ini : http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/ Alhamdulillah kartu ini baru saja selesai
beberapa hari yang lalu, hitung-hitung perdana menggunakan ini dan melihat
bagaimana failitas publik di negara ini, khususnya di daerah saya. Sampai di
Puskesmas saya mengikuti tata cara dan aturan yang berlaku, mengurus
administrasi atau pendaftaran untuk berobat di loket, antri, lalu menunggu
giliran dipanggil dan diperiksa oleh dokter di puskesmas. Alhamdulillah setelah
di periksa ternyata saya dirujuk (sesuai permintaan saya) ke salah satu Rumah
Sakit di Kota, Sebut Saja RSUD AM (If You Know What I Mean).
Hmmm baiklah,
waktu saya masih panjang, hari itu juga saya menutuskan untuk pergi ke RS,
alhamdulillah saat itu ditemani Ayah. Walau beliau hanya melihat saja, karena
secara keseluruhan saya yang melakukan
semua proses sendiri di RS, karena
beliau juga ada urusan tersendiri di kantornya tapi masih menyempatkan untuk
menemani saya.
Sesampainya di Rumah Sakit saya langsung melakukan proses
adminitrasi/pendaftaran di ruang depan, sembari menunjukkan kartu BPJS, proses
ini kurang lebih 5-10 menit. Alhamdulillah antrian di sini tidak begitu banyak,
petugasnya pun cukup sigap dan ramah melayani. Setelah selesai di loket pendaftaran saya lalu diarahkan ke loket
pendaftaran kedua, ternyata di sini ada dua jenis loket lagi. Satu, untuk
Pendaftaran Baru. Kedua, untuk pendaftaran Ulang (Bagi yang sudah pernah
berobat di RS tersebut). Berhubung saya pendatang baru, saya diharuskan
mendaftar sebagai peserta baru. Saya agak riweh, ternyata banyak proses “daftar-daftar’,
Proses ini kurang lebih 10 menit. Tapi bersyukur proses pendaftaran di sini
tidak terlalu ribet, saya hanya diminta menunjukkan Kartu BPJS (atau kartu berobat
lainnya), menyerahkan Fotokopi kartu tersebut. Lalu petugas akan mengisi
beberapa data sembari menanyakan keliuhan atau sakit apa yang diderita. Setelah
itu petugas menyerahkan sebuah kartu kuning sebagai tanda telah terdaftar
kemudian mengarahkan ke ruang Poli tempat saya berobat.
Sedikit
lega, akhirnya saya akan bertemu dokter dan bisa diperiksa. Tentunya setelah
itu saya berharap tidak terjadi apa-apa yang serius dengan saya dan bisa pulang
secepatnya. Saya berjalan menuju ruangan
yang telah di arahkan tadi tepat Pkl 10.00 dan mulai menunggu di sini. Ternyata
saya tidak sendiri di sini. Banyak pasien yang telah menunggu dengan berbagai
keluhan, kebetulan ruangan tempat saya periksa berdekatan dengan ruangan Poli
lainnya. Saya duduk di kursi tungggu menunggu giliran sambil melihat sekitar,
ada yang menunggu hingga tertidur, mulai
ada rasa jenuh di sini karena dokter yang menangani kami tidak kunjung datang,
beliau sedang melakukan operasi begitu kata perawat di ruangan tersebut. Okeh
sabar, dokter sedang melakukan tugasnya. Berikut gambar yang sempat saya ambil, maaf jika sedikit blur.
Suasana Antrian
Gambar : Ibu ini sudah menunggu sejak Pkl. 08.00
Sementara pasien dengan penyakit
lainnya sudah beberapa kali masuk dan berganti, Jam sudah menunjukkan Pkl.
12.00. Hammm, saya bergumam, “Apa seperti ini berobat di fasilitas pemerintah, kita
ingin sehat, ingin penyakit hilang, jika dibiarkan menunggu selama ini malah bikin penyakit baru. Pantas saja banyak
orang yang lebih memilih RS Swasta atau lainnya yang dinilai lebih baik dari
pelayanan”. Tiba-tiba orang yang duduk di samping saya tersenyum, berkata sabar
saja mas, tunggu sebentar lagi mudah-mudahan datang dokternya. Saya tersenyum,
sambil mengiyakan, pikiran tadi segera saya enyahkan, saya harus sabar dan
menunggu.
Sambil menunggu saya mencoba
mengobrol dengan bapak tersebut, ia salah satu orang tua pasien yang berbeda
poli dengan saya, ia telah berkeluarga dan memiliki dua anak. Kali ini anak
pertamanya sedang sakit dan diharuskan cek kesehatan beberapa
bagian organ lain sebelum di operasi.
Berikut obrolan saya :
Saya : “Anaknya sakit apa pak, umurnya berapa ?”
Bapak : Anak saya mau periksa kesehatan, sebelum di operasi nanti. Umurnya Enam Tahun.
Saya kaget, bocah berumur enam tahun mau di operasi, sakit
apa dia. Lalu saya bertanya kembali.
Saya : Apa yang di operasi pak, sakit apa sebenarnya ?
Bapak ; Sakit Jantung, dia mengalami gagal jantung sejak
kecil. Sudah beberapa kali di operasi,
kali ini rencananya akan di operasi lagi tapi sebelumnya harus di cek dulu beberapa organnya dan kondisi kesehatannya.
Sempat speachless mendengarnya,
mendengar sesuatu yang berhubungan dengan jantung pikiran saya langsung tertuju
dengan kondisi yang parah, sedikit iba mendengarnya, beliau masih relatif muda,
bagaimana perasaannya memiliki anak dengan penyakit gagal jantung, Subhanallah. Sembari mencoba menguatkan dan memberi
semangat sebisanya saya terus mengobrol dengan beliau
.
Bapak : "Beginilah mas
jika kita berobat di fasiitas pemerintah, Alhamdulilah saya bersyukur dengan adanya BPJS sedikit terbantu dan meringankan saya. Saya dulu pernah beberapa
kali berobat ke Jakarta di salah satu Rumah Sakit Swasta yang khusus menangani
jantung. Beberapa kali anak saya konsultasi dan operasi. Biaya yang saya
keluarkan memang tak sedikit untuk itu. Saya sudah kehabisan biaya, saya terus
berusaha dan berharap untuk kesembuhan anak saya. Kali ini saya memutuskan untuk
menggunakan BPJS sejak beberapa bulan
lalu untuk berobat anak saya, memang kita harus melebihkan kesabaran,
melebihkan waktu menggunakan fasilitas ini, kita harus berprasangka positif
saja, Orang miskin dilarang sakit di negeri ini", sambung beliau lalu segera
masuk ke ruangan melihat anaknya.
Saya tertegun takjub, betapa lapang
dadanya beliau, begitu tegar dan sabar
menghadapi semuanya. Kadang kita menganggap masalah yang kita hadapi sangat
berat, kenapa kita harus menanggungnya, mungkin ini sering terlontar bersama
keluhan lainnya. Tapi setelah bertemu beliau saya belajar bersyukur, mungkin masalah yang saya hadapi belum
seberapa dibanding beliau. Hidup bukan persoalan sukses atau tidak, seberapa
kaya atau banyaknya harta yang didapat, memang itu semua penting, tapi seberapa
kuat kita menghadapi cobaan dan ujian tetap bersabar, berusaha dan tawakal merupakan
suatu titik awal dari segala kebaikan. Tuhan memberikan cobaan sesuai kemampuan
umatnya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
“Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya
Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka.
Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka
maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).
Simaklah Firman Allah SWT yang begitu indah ini,
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah
menghilangkan darimu bebanmu? Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan
bagimu sebutanmu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Alam
Nasyrah/94:1-8).
Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sang bapak kemarin
dan penggunaan fasilitas publik. Saya melebihkan apresiasi program pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, walau ada beberapa
kekecewaan karena lamanya menunggu, dan hal lainnya yang tidak bisa disebutkan
di sini. Mungkin tidak semua fasilitas
pemerintah memberikan pelayanan seperti yang saya alami. Semoga semakin baik ke
depannya, tidak perlu ada lagi hal kecil yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Untuk adik kecil, semoga diberikan kekuatan
dan kesehatan ya, tumbuhlah jadi orang yang kuat dan taat pada Allah.
Lelah menunggu saya putuskan untuk
shalat ketika adzan zuhur berkumandang, saya harap kembali segar setelahnya
karena harus siap- siap mengantri kembali untuk menunggu giliran periksa.
Berikut beberapa artikel lain yang menurut saya cukup baik untuk dibaca : 1. https://melakonihidup.wordpress.com/2014/12/30/mimpi-buruk-dan-peraturan-bpjs-yang-aneh/ 2. http://catatan.legawa.com/2014/05/daftar-kondisi-kegawatdaruratan-menurut-bpjs-kesehatan/
3. https://ipeyphungkee.wordpress.com/2014/12/11/memangnya-kamu-itu-siapa/
Komentar
Posting Komentar