“STRUKTUR INDUSTRI DAN PERTUMBUHAN REGIONAL : SHIFT-SHARE ANALYSIS”



STRUKTUR INDUSTRI DAN PERTUMBUHAN REGIONAL :
 SHIFT-SHARE ANALYSIS

I.    ANALISIS SHIFT SHARE
       Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode ini dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya.
       Analisis Shift Share adalah analisis yang bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Teknik analisis shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh pengaruh : pertumbuhan nasional (N), industri mix/bauran industri (M), dan keunggulan kompetitif ( C ). Menurut Prasetyo Soepomo (1993) bentuk umum persamaan dari analisis shift share dan komponen-komponennya adalah :
                             D ij = N ij + M ij + C ij


Keterangan :
i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
j = Variabel wilayah yang diteliti Provinsi Jambi
n = Variabel wilayah Indonesia
D ij = Perubahan sektor i di daerah j
N ij = Pertumbuhan nasional sektor i di daerah j
M ij = Bauran industri sektor i di daerah j (Provinsi Jambi)
C ij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j

Atau secara umum dikenal formulasi berikut :
1. Dampak nyata pertumbuhan ekonomi daerah
    Dij = Nij + Mij + Cij atau Dij = Eij*-Eij
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
    Nij = Eij X rn
3. Pengaruh bauran Industri
    Mij = Eij (rin-rn)
4.  Pengaruh Keunggulan Kompetitif.
     Cij = Eij (rij-rin)
Dimana :
Eij = kesempatan kerja di daerah i di sektor j
Ein = Kesepatan kerja di sektor i nasional
rij    = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j
rin   = Laju pertumbuhan sektor i nasional.
rn    = Laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Tanda asterik (*) adalah menunjukkan data di akhir tahun analisis.

II.    Komponen Pertumbuhan Sektoral
         Sektor-sektor tersebut meliputi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian;  sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perumahan; serta sektor jasa-jasa. Dari sembilan sektor tersebut dikelompokkan lagi menjadi 3 sektor utama, yaitu sektor primer (sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, dan juga sektor pertambangan dan penggalian), sektor sekunder (sektor industri pengolahan; sektor listrik dan air bersih, serta sektor bangunan) dan sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perumahan; serta sektor jasa-jasa).

III.   Evaluasi Kinerja Ekonomi Sektoral
 
         Dalam mengevaluasi kinerja pertumbuhan perekonomian sektoral, dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan 4 kuadran yang terdapat pada garis bilangan. Sumbu horizontal menggambarkan persentase perubahan komponen pertumbuhan proporsional (PPij), sedangkan sumbu vertikal merupakan persentase pertumbuhan pangsa wilayah (PPWij). Dengan demikian pada sumbu PP sebagai absis, sedangkan pada sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat.


 










Penjelasan :
1.      Kuadran I merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memilki pertumbuhan yang cepat (dilihat dari PP-nya) dan memiliki daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya (dilihat dari PPW-nya).
2.      Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat (PP-nya bernilai positif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik (dilihat dari PPW yang bernilai negatif).
3.      Kuadran III merupakan kuadran dimana PP dan PPW bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah yang bersangkutan memilki pertumbuhan yang lambat dengan daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wiyaha lain.
4.      Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat (dilihat dari PP yang bernilai negatif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik, jika dibandingkan dengan wilayah lainnya (dilihat dari PPW yang bernilai positif).
     Pada kuadran terdapat garis yang memotong Kuadran II dan Kuadran IV yang membentuk sudut 450. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukkan nilai pergeseran bersih. Di sepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (Pbij=0). Bagian atas garis tersebut menunjukkan PBij>0 yang mengidentifikasi bahwa wilayah-wilayah/sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, di bawah garis 45’ berarti PBij>0, menunjukkan wilayah-wilayah/sektor-sektor yang lamban.
       Secara matematis nilai pergeseran bersih (PB) sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai berikut :
                                   PBij = Ppij + PPWij
Dimana :
PBij    = Pergeseran bersih sektor i pada wilayah j.
Ppij    =  Komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah j.
PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah j.

Apabila :
PBij > 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk ke dalam kelompok progresif (maju).
PBij < 0 maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk lamban.

Aplikasi dan Praktek Metode Analisis Shift-Share
Berikut akan dibahas sebuah contoh kasus bagaimana menganalisis pertumbuhan-pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jambi pada tahun 1997 dan 2002.
Indikator yang digunakan dalam kasus ini adalah pendapatan wilayah di Provinsi Jambi dan Indonesia.

1.      Data PDRB berdasarkan harga konstan 2000 menurut sektor perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi, tahun 2000 dan 2006.
2.      Data PDRB Provinsi Jambi berdasarkan harga konstan 2000 menurut sektor perekonomian tahun 2000 dan 2006.


Tabel 1
Pendapatan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2000 dan 2006 berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000
Sektor Perekonomian
PDRB
(juta rupiah)
2000

2006
Pertanian
252.018
316.938
Pertambangan
161.329
218.413
Industri Pengolahan
125.331
153.245
Listrik, gas dan air bersih
472.00
923.35
Bangunan
13.427
26.916
Perdagangan, Hotel dan Restoran
85.919
127.979
Pengangkutan dan komunikasi
27.757
32.871
Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan
19.414
23.695
Jasa-jasa
43.976
58.906
Total
729.171
958.963


Tabel 2
Pendapatan Sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jambi 2000 dan 2006
Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000.
Sektor Perekonomian
PDRB
(juta rupiah)
2000

2006
Pertanian
3.079.258
4.243.612
Pertambangan
1.192.253
1.472.753
Industri Pengolahan
1.408.195
1.847.833
Listrik, gas dan air bersih
54.803
105.046
Bangunan
204.586
570.983
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1.609.354
2.319.674
Pengangkutan dan komunikasi
749.595
1.082.250
Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan
364.404
511.717
Jasa-jasa
906.789
1.209.748
Total
9.569.237
13.363.616

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksistensi Budaya Lokal di Kalangan Remaja

Seminar .... oh Seminar......!!

Jambi, Negeri Kaya Sejuta Potensi