Indonesia, Negeri Demo (kr)(nstr)asi ?

       Entah apa istilah yang tepat untuk disematkan pada negeri ini jika dihadapkan oleh dua pilihan, Demokrasi atau Demonstrasi ? Negeri ini memang masih muda, tapi satu hal nilai lebih yang dimiliki  negeri ini yaitu, negeri ini sudah terlalu lama merasakan "terjajah" baik itu secara psikis dan moral. Negeri ini sudah terlalu lama terjebak dalam "sistem"  yang selalu di dewakan oleh penguasa dan kita hidup di dalamnya. Sistem yang seakan selalu membuat kita semakin bodoh.


        Demokrasi merupakan sebuah istilah yang telah lama kita kenal. Istilah ini pun akhir-akhir ini seperti menjadi kata kunci  untuk  menyuarakan suara rakyat, suara kalangan bawah yang dibela oleh sekelompok aktivis dan mahasiswa yang seakan tak pernah lelah membela kaum lemah  yang  mengatasnamakan "DEMOKRASI". Di Indonesia kebanyakan sekelompok orang memahami Demokrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum atau yang lebih dikenal dengan unjuk rasa. Unjuk rasa  biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok dan hal ini biasanya (di indonesia) selalu di ikuti dengan tindakan Anarkis. Kebanyakan dari kelompok ini menganggap jika demonstrasi tidak dilakukan dengan tindakan anarkis mereka tidak akan didengar.

      Istilah demokrasi berasal dari kata demos artinya rakyat dan cratein yang berarti pemerintah. Abraham Lincoln (1809-1865) mendefinisikan demokrasi sebagai ” Government of people, by the people, for the people”. Kemunculan demokrasi terinspirasi fakta negara kota (polis) di kota Athena, yunani pada sekitar tahun 450 SM yang mempraktikkan  partisipasi seluruh warga kota dalam proses pengambilan keputusan. Artinya bahwa rakyat berhak menentukan nasibnya sendiri dan rakyatlah yang berdaulat sehingga diimplementasikan dalam demokrasi lokal bahwa  rakyat berhak menentukaan pemimpinnya melalui pemilihan kepala daerah secara langsung.





      Negara ini memang selalu ramai dengan isu-isu hangat, baik itu dari dunia ekonomi, politik dan sosial. Kisah-kisah ini seakan tak hentinya menyerukan cerita baru yang selalu mewarnai kehidupan. Belum lagi isu demo mengenai kenaikan BBM. Saat ini kehidupan rakyat seakan semakin terkekang, di sisi lain kebebasan bersuara memang semakin besar dan diperbolehkan dalam negara ini yang mengagungkan demokrasi. Tapi, apa gunanya jika kita  bersuara mereka hanya menutup telinga. Perkataan kita seperti celotehan anak kecil semata yang tak akan mampu merubah apa-apa. Apa gunanya kita mengagungkan demokrasi yang dianggap dewa di Negeri ini jika mereka hanya diam. 

      Demokrasi dan Demonstrasi seperti istilah yang sama, keduanya seperti  memiliki keterkaitan antara satu dan yang lain. Demokrasi tak akan indah jika tanpa di ikuti  Demonstrasi, itulah istilah yang dipahami oleh beberapa orang di negeri ini.  Demonstrasi bukanlah barang haram di dalam sistem politik yang demokratis. Demokrasi memberi peluang kepada warga Negara untuk bukan saja mendukung pemerintah, melainkan juga bersikap kritis atas segala kebijakan pemerintah, khususnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak, contohnya seperti isu yang akhir-akhir ini memanas termasuk soal isu kenaikan harga BBM. Demonstrasi pemanasan sudah berlangsung dalam sepekan terakhir ini, diperkirakan hari ini, Selasa, 27 Maret 2012 merupakan puncak dari demonstrasi besar-besaran tersebut. Demonstrasi merupakan salah satu wujud dari partisipasi politik rakyat yang tidak dapat dihindari atau dicegah oleh kekuatan politik apa pun, termasuk oleh pemerintah.

        Kita sah-sah saja meniru atau mengagungkan Demokrasi dan meniru Yunani ataupun Abraham Lincoln. Tapi, hal lain yang perlu dipahami adalah Demokrasi pada zaman Yunani dan Abraham Lincoln tentu berbeda dengan apa yang kita rasakan saat ini, baik secara etika/aturan maupun  masalah yang diusung oleh sekelompok orang yang menyuarakan pendapat.  Masalahnya di Negara ini sudah terlalu susah untuk membedakan mana yang demokrasi murni yang menyuarakan suara rakyat secara tulus dan benar dan "Demokrasi Kotor" yang diusung oleh  individu/sekelompok orang  yang mengatasnamakan kepetingan rakyat. Selain itu, ditambah dengan jumlah populasi dan pola pikir rakyat pada saat ini yang sudah jauh berbeda dengan zaman Abraham Lincoln ataupun di Yunani. Di Yunani saja negeri tempat lahirnya Demokrasi saat ini kewalahan  menyikapi krisis rakyatnya dan berapa banyak rakyatnya terpenjara dalam menyuarakan kebebasan berpendapat, negara itu saat ini bisa dikatakan diambang kehancuran, mengingat persoalan ekonomi yang menderanya, cadangan devisa yang kecil dan pendapat nasional negara tersebut  yang sangat defisit. 

       Demokrasi atau Demonstrasi apapun itu, hendaknya dilakukan dengan damai,  elegan, bijaksana. dan tidak anarkis. Utamakanlah sikap  musyawarah dalam berdialog antara satu pihak dengan pihak lain. Bayangkan, betapa ruginya jika melakukan tindakan Demonstrasi dengan Anarkis, tentu kita masih ingat Reformasi yang terjadi pada tahun 98/99 yang banyak merugikan semua pihak, banyak pendemo yang merusak fasilitas umum/sarana publik  bahkan hingga menjarah barang-barang berharga. Dan tak sedikit pula kerugian yang dialami negeri ini baik itu secara materi dan nyawa, betapa banyak aktivis dan teman-teman mahasiswa meregang nyawa yang sekali lagi mengatasnamakan reformasi demi DEMOKRASI.





27 Maret 2012
Muhammad Firmansyah




Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Unjuk_rasa
              http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
              http://web.inilah.com/read/detail/1844601/menghindari-demonstrasi-anarkis
             Gambar : Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksistensi Budaya Lokal di Kalangan Remaja

Seminar .... oh Seminar......!!

Jambi, Negeri Kaya Sejuta Potensi