Orang Miskin Dipelihara Negara ?

         Akhir-akhir ini dunia politik, ekonomi, kriminal di Indonesia lagi hangat-hangatnya. Terutama dunia ekonomi, yang dipicu dengan adanya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April 2012 mendatang. Alasan dasar pemerintah menaikan BBM karena sebanyak 70 persen subsidi BBM hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat menegah ke atas. Kenaikan BBM perlu dilakukan untuk mengurangi beban subsidi yang selama ini menjadi persoalan dan terus menjadi beban pada ABPN. 

         Kenaikan BBM, tentunya akan memberatkan semua pihak masyarakat , diantaranya pengusaha, kalangan menengah dan masyarakat berekonomi lemah. Masyarakat yang berekonomi lemah atau  yang hidup dalam kemiskinan,  dengan mata pencaharian yang sangat bergantung pada BBM untuk kegiatan produksi mereka akan sangat merasakan dampak dari kenaikan BBM ini, seperti misalnya Nelayan yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar untuk melaut. Dengan kenaikan BBM tentunya biaya atau ongkos produksi menjadi besar, sementara hasil yang didapat belum tentu sebanding atau dapat memenuhi biaya produksi mereka, belum lagi  harga jual  barang/jasa yang akan naik nantinya. 






         Masyarakat tentu akan berpikir ulang dalam hal melakukan konsumsi, bahkan mungkin akan menekan biaya konsumsi hingga mencapai titik  yang dirasa rasional Banyak hal yang harus diperhitungkan dalam membelanjakan pengeluaran, oleh karena itu masyarakat sekarang haruslah cerdas dalam melakukan  konsumsi, bertindak sebagai konsumen yang cerdas dalam memilih  barang/jasa yang menjadi prioritas dan mana yang tidak.

Mengatasi dampak kenaikan bahan bakar minyak, pemerintah akan memberikan kompensasi kenaikan BBM kepada 30 persen rakyat kalangan terbawah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kompensasi kenaikan BBM tidak hanya diberikan kepada masyarakat miskin yang jumlahnya 12,36 persen.

"Tetapi yang diberikan kompensasi 30 persen masyarakat bawah atau 18,5 juta KK atau meliputi 74 juta jiwa," papar Hatta, usai Forum Sosialisasi dan Konsultasi Teknis Wirausaha di ITB, Bandung, akhir pekan lalu. Artinya, lanjut Hatta, kompensasi tidak hanya untuk warga miskin, tetapi berbagai kalangan seperti guru, UMKM, pelajar atau mahasiswa dan kalangan masyarakat lainnya.


Tapi, APA  MASYARAKAT AKAN SEJAHTERA ?

       Sebenarnya apa yang diterapkan Pemerintah saat ini merupakan  konsep lama, mengulang seperti beberapa tahun sebelumnya. Walaupun diberikan bantuan dalam bentuk tunai, tetap saja hal itu dirasa belum cukup bagi masyarakat bawah mengingat biaya dan beban  hidup saat ini yang semakin besar dan hal ini juga merupakan salah satu tindakan buruk, karena seakan mendidik masyarakat untuk selalu mengaharapkan bantuan yang besarannya  tidak terlalu seberapa,  dan Masyarakat seakan dipelihara untuk tetap miskin.

Dan ada hal lain yang menarik membuat saya dan kita tentunya prihatin, saat membaca  ini . Di saat  rakyat dipusingkan dengan beban dan persoalan di negeri ini beberapa  Menteri  malah Asyik bermain Golf dan foto bersama caddy. Miris memang,  tapi itulah kenyataannya.


Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Perumahan Daerah Tertinggal Helmy Faizal, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang asyik berfoto bersama 10 caddy di Lapangan Golf Halim, Jakarta Timur.



        Entah sikap apa lagi yang baik untuk ditunjukkan pada saat ini. Di saat rakyat dalam kemiskinan dan tak tahu apa yang akan dimakan untuk esok, sang penguasa justru sedang asyik berpesta mengayunkan tongkat yang berharga jutaan. Mereka seakan lupa, dengan segala apa tanggung jawab mereka. Memang tak ada salahnya mereka melakukan kegiatan tersebut, dan tak ada yang melarang. Tapi, jika dilihat secara adab nya, apa yang dilakukan itu kurang baik dan mencerminkan perilaku yang masa bodoh. Seakan mereka tak punya tanggung jawab terhadap rakyat yang saat ini menanggung beban baru dalam kehidupan.


Rakyat memang harus berpikir keras, bagaimana mengatur dan mensiasati segala kekurangan dengan segala keterbatasan pada kondisi saat ini. Mereka yang seakan dipelihara untuk tetap miskin,  selalu dibuat berharap dalam kerangkeng kemiskinan yang entah sampai kapan mereka mampu bertahan atau mati. Kenaikan harga minyak memang sepertinya tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Di saat pemerintah membuat kebijakan terhadap kenaikan BBM harusnya ada kebijakan lain yang dalam hal ini berkaitan terhadap perlindungan kepada masyarakat. Bukannya  kebijakan yang membuat Rakyat menjadi  malas dan seakan tetap dipelihara  dalam kemiskinan. Misalnya antara lain, Kebijakan  Penggalakan penggunaan energi alternatif Gas sebagai energi/bahan bakar kendaraan, secara massal dan benar, pembuatan-pembuatan konverter massal pada kendaraan yang menggunakan gas, mengingat harga alat tersebut memang cukup mahal. cara tersebut bagi sebagian pengamat cukup efisien dan bijak.  Lalu,  Adanya penjaminan stok BBM, yang akhir-akhir ini  di SPBU cukup sulit ditemukan  padahal belum ada kenaikan, dengan alasan kekurangan stok. Mungkin ini akibat dari oknum atau beberapa spekulan yang berniat tidak baik dengan menimbun BBM.






13 Maret 2012
Muhammad Firmansyah


Sumber : okezone,Sindo,
            : Gambar : Wikipedia, Sindo

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksistensi Budaya Lokal di Kalangan Remaja

Seminar .... oh Seminar......!!

Jambi, Negeri Kaya Sejuta Potensi